Jumat, 16 Januari 2015

Kucing-kucing Eksotis

   Dalam tulisan sebelumnya, saya menceritakan mengenai 1 nafas 1 kehidupan, yang memiliki arti bahwa setiap kehidupan itu berbeda. Kehidupan antara orang yang satu dengan orang lain, maupun kehidupan yang ada dalam sebuah buku. Tiap buku memiliki cara kelahiran yang berbeda dan nafas yang berbeda, yang menyebabkan buku tersebut menjadi unik juga menarik. Ketika tulisan mulai ditorehkan di atas kertas, maka kehidupan dari buku tersebut pun dimulai. Selain buku maupun manusia, hewan pun memiliki sifat yang berbeda-beda. Saya pernah cerita kalau saya punya kucing, kan? Nah, kucing-kucing itu memiliki watak dan tindak-tanduk yang unik dan khas. Kadang menggemaskan, tapi lebih sering bikin jengkel. (Iya, ini karena mereka pada manja-manja) :)))

   Saya mulai memelihara kucing sekitar tahun 2014 pada bulan maret atau april. Kucing pertama saya namanya Mimi, betina, usia sekitar 7 bulan, dan ternyata diserahkan pada saya dalam keadaan bunting. (Ini yang saya gak tahu ketika dapet kucing ini.). Mimi termasuk kucing yang manis. Dia bisa dibilang cantik lho. Bulunya dominan putih, tapi dari bagian kepala, punggung, sampai ekor yang paling dominan adalah warna oranye dan hitam. Ekornya yang panjang berwarna oranye dengan cincin-cincing hitam serta warna hitam menyeluruh di bagian ujungnya. Bisa dibilang, dibanding anak-anaknya, Mimi ini tidak termasuk merepotkan. Dia merepotkan kalau udah minta makan. Kucing ini tahu diri buat gak ganggu orang rumah. Lebih senang menyepi dan tidur di lantai atas sebelum turun lagi buat makan. Ini dia foto penampakan Mimi.

ini Mimi ketika bunting anak pertama
Kalau yang ini pas ditinggal di rumah simbah
   

   Kalau ingat Mimi, saya jadi inget pinternya dia. Selain suka kebersihan, Mimi ini juga gak suka sembarangan pup di luar tempat yang disediakan. Ketika lepas dia di desa, saya agak ngerasa berat juga, karena jarang sekali ada kucing yang pinter + manut + resikan kayak Mimi ini. Sekitar 1-2 bulan kemudian, kalau tidak salah, akhir Mei, 3 anak Mimi pun keluar. Masing-masing gak ada yang warnanya sama kek induknya. Semua beda warna. Yang satu belang hitam-putih, satu lagi oranye-putih, dan yang terakhit item-putih-krem. Nah, ketiga kucing inilah yang lumayan bikin pusing karena banyak bertingkahnya. :)))

Mau lihat penampakan mereka waktu lahir? Unyu-unyu banget lho. Mirip anak tikus, soalnya kecil banget.







   Tuh, mereka lucu-lucu dan imut, kan? Walau gitu, ati-ati lho. Sekalipun baru sehari lahir, anak-anak kucing ini kuku-kukunya sudah tajem. Emang nggak sampai bikin berdarah sih, tetapi kalau kaki mereka nyengkram tangan kita udah bisa bikin kulit tergores.

   Pertama kali lihat anak-anak kucing ini, seneng dan terhibur. Mereka lucu, imut, dan kadang-kadang aku juga isengin si Mimi dengan nyembunyiin anak-anaknya. *jahatnya aku*. Cuma, kalau nih anak-anaknya udah ngeong-ngeong dan Mimi kebingungan, biasanya aku langsung kasih balik lagi ke induknya. Baru si Mimi nanti gigit leher anaknya dan dibawa lagi ke istana kardus. :D

   Saya sayang sama ketiga kucing ini, walau mereka sering bikin saya jengkel. Beda dari induknya, ketiga kucing ini muanjanya puol dan seneng gegoleran dekat saya. O, ya, saya kenalkan dulu mereka, ya. Yang putih belang hitam itu betina, namanya Sissy. Yang item juga betina, namanya Kiki. Nah, yang terakhir si oranye, namanya Paijo tapi sering saya panggil Jo. Si kucing yang satu ini 11-12 sama induknya. Meski kalau lagi manja, selalu seenaknya masuk kamar saya.

   Mimi, Sissy, Kiki, sama Jo, merupakan 4 kucing yang berusaha saya pertahanin di rumah. Walau pada akhirnya, jebol juga pertahanan saya akhir tahun kemarin. Mereka istimewa, kadang seperti teman, kadang seperti anak ke induk. Mimi mungkin nggak segitu manjanya sama saya, kecuali kalau minta makan aja. Tapi, kalau ketiga anaknya, bener-bener perhatian sama saya. Si Kiki misalnya, punya keahlian manjat genteng rumah. Tiap subuh di naik ke atas genteng terus turun ke halaman samping, persis deket kamar saya. Nah..., sekitar jam 5-an (ini waktu mereka makan pagi), biasanya dia ngeong-ngeong minta dibukain pintu supaya bisa masuk. Alhasil, saya pun juga ikut kebangun dan bisa sholat subuh. :)))

   Kiki ini agak-agak sensitif. Dia pendiem, gak banyak berbaur sama saya dan lebih suka menyendiri. Kalau nggigit, sakitnya minta ampun. Ini kucing nggak pernah setengah-setengah kalau nggigit saya. Yang sering jadi inceran gigitan dia bagian kaki atau tangan pas saya ngelus-ngelus badannya. Setiap kali saya lihat Kiki, saya selalu nganggep dia eksotis. Dia punya paduan warna bulu antara hitam, krem, putih, yang sangat menarik. Matanya bulat, ekornya (meski gak sepanjang 2 saudaranya yang lain) di bagian ujungnya mlungker  seperti tanaman merambat. Selain Sissy, dia juga hobi masuk kamar saya dan tidur di kasur.

Tuh, pandangan matanya kelihatan kek nggak mbutuhi, kan?

Ndoro Kucing. Mau saya rotasi gambarnya tapi gak bisa :'(

   Dulu, saya paling saya sama Kiki. Tapi begitu besar, dia masih aja ganas gitu, saya beralih ke lain hati yang gak suka gigit, si Sissy ama Jo. :)))

   Oh, ya, untuk sementara, cerita tentang si Mimi ama Kiki dulu, ya. Untuk Jo dan Sissy agak belakangan. Selamat malam dan selamat weekend (^^)9 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar